Cara Terbang

Setiap spesies burung punya cara terbang yang berbeda dan juga sama. Cara terbang burung disesuaikan terutama dengan habitat yang ditempati dan sumber makanan. Secara garis besar terdapat tiga macam cara burung terbang: melayang (soaring), mengepak (flapping), dan kombinasi keduanya (intermittent).

Metode terbang dengan melayang (soaring) adalah contoh paling mudah dari teknik terbang dengan sayap. Burung yang melayang tidak mengepakkan sayap dan ketinggiannya akan terus turun. Terbang melayang adalah metode terbang yang paling hemat energi namun membutuhkan kondisi tertentu untuk terus di udara. Untuk bisa tetap terbang dengan cara melayang, burung butuh dorongan dari luar berupa termal atau angin. Melayang dengan memanfaatkan termal (thermal soaring) adalah metode terbang dengan mengikuti arus udara panas—atau dikenal sebagai termal—yang terbentuk karena pemanasan daratan oleh matahari. Udara panas itu akan mengarah ke atas dan membentuk kolom udara bertekanan dan mampu mengangkat burung yang kemudian terbang mengitarinya. Setelah sampai di puncak kolom, burung akan meluncur dan kembali mencari termal sebelum turun terlalu rendah. Kebanyakan elang dan burung nasar memanfaatkan metode ini ketika mencari makan di tempat terbuka yang luas. Cara kedua untuk terbang melayang adalah memanfaatkan pantulan angin dari tepi daratan yang miring/lembah atau permukaan laut (slope soaring). Elang-alap, spesies elang yang lebih kecil, menggunakan cara ini untuk bermigrasi dengan menelusuri lembah yang diterpa angin, begitupun dengan camar yang dengan mudahnya melayang tanpa mengepak di belakang kapal akibat angin yang dipantulkan ke atas.

Ilustrasi terbang melayang (soaring) dengan memanfaatkan termal sebagai 'lift' untuk membumbung sebelum meluncur turun (sumber: Ornithology 2007).

Gambar 1.  Ilustrasi terbang melayang (soaring) dengan memanfaatkan termal sebagai ‘lift’ untuk membumbung sebelum meluncur turun (sumber: Ornithology 2007).

Mekanisme mengepak (flapping) pada kolibri yang memungkinkan burung mungil itu mengambang di udara dan terbang ke segala arah (sumber: Ornithology 2007).

Gambar 2.  Mekanisme mengepak (flapping) pada kolibri yang memungkinkan burung mungil itu mengambang di udara dan terbang ke segala arah (sumber: Ornithology 2007).

Terbang dengan mengepakkan sayap (flapping) adalah cara yang paling umum, paling menghabiskan energi, dan paling rumit bagi burung. Cara terbang ini memungkinkan burung untuk tetap diam di udara (hovering) meski hanya beberapa saat. Kolibri adalah kelompok burung yang paling handal dalam menggunakan metode mengepak. Cara terbang kolibri sama dengan helikopter, yaitu mengambang dan bahkan dapat terbang mundur. Tidak semua burung bisa terbang mundur seperti kolibri. Kemampuan kolibri itu dimungkinkan karena struktur tulang sayap dan gerakan mengepak yang khas dan tidak ada spesies burung lain yang demikian. Terbang dengan mengepak membutuhkan ketepatan dalam setiap kepakan yang terus-menerus diulang hingga mendarat, namun juga memberikan burung kemampuan untuk berakrobat di udara. Bagaimana itu? Jadi, burung bisa memanipulasi gerakan tiap sayap (dan ekor) untuk bermanuver selama terbang. Jika burung mempercepat kepakan sayap kanan dibanding sayap kiri, maka arah terbangnya akan berbelok ke kiri dan sebaliknya. Burung juga bisa mengerem mendadak dan seketika juga berbelok di udara dengan mengubah arah kepakan kedua sayapnya. Terutama pada spesies gesit seperti walet dan layang-layang, selain memang karena faktor bentuk sayapnya, sedikit perubahan sudut dan lekukan pada sayap mampu mengubah gerakan terbang dengan sekejap.

Urutan mengepak pada bebek dalam satu kali siklus. Panah hitam menunjukkan posisi sayap dan arah kepakan dalam urutan mengepak (sumber: Ornithology 2007).

Gambar 3.  Urutan mengepak pada bebek dalam satu kali siklus. Panah hitam menunjukkan posisi sayap dan arah kepakan dalam urutan mengepak (sumber: Ornithology 2007).

Cara terbang yang terakhir adalah campuran antara melayang dan mengepak (intermittent). Konsepnya, burung yang menggunakan cara ini mengganti gaya terbangnya secara berkala atau situasional antara melayang dan mengepak. Selain menghemat energi, jarak jelajah juga bisa diperpanjang terutama ketika mencari makan. Beberapa burung kecil, seperti burung gereja atau pipit, terbang seperti bandul alias naik-turun. Ketika meluncur lurus, burung gereja akan terbang mengepak, kemudian menutup sayap kemudian turun dan naik kembali dengan cepat untuk kemudian kembali mengepak. Cara ini digunakan burung ketika arus udara sedang kuat. Untuk burung berukuran lebih besar, setelah beberapa kali kepakan maka sayapnya akan terus dibentang dan meluncur dengan cara melayang, selanjutnya akan kembali mengepak. Selain burung bertubuh besar, cara ini juga digunakan burung berukuran kecil lain ketika arus udara sedang lemah.

One response to “Cara Terbang

  1. Burung ini terbang dengan cara melayang

Leave a comment