Sistem

Pada dasarnya terdapat tujuh tingkat penamaan makhluk hidup berdasarkan taksonomi konvensional ala Carolus Linnaeus ini. Mulai dari tingkat teratas, yaitu:

  1. Kingdom
  2. Phylum/Division
  3. Class
  4. Order
  5. Family
  6. Genus
  7. Species

Untuk memudahkan, biasanya kita (para biolog lokal atau mahasiswa) menerjemahkan tiap tingkat menjadi:

  1. Kingdom
  2. Filum/Divisi
  3. Kelas
  4. Ordo
  5. Famili
  6. Genus
  7. Spesies
Burung beo dengan nama ilmiah Gracula religiosa.

Gambar 1.  Burung beo dengan nama ilmiah Gracula religiosa (sumber: dokumentasi pribadi).

Memang tidak pakai bahasa indonesia ala KBBI, tapi itu hanya untuk memudahkan pengucapan dan pemahaman saja. Seperti yang terlihat, kingdom adalah tingkat tertinggi di mana anggotanya adalah banyak makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih kesamaan kunci, sedangkan spesies hanya berisi satu makhluk hidup spesifik. Kita lihat prakteknya pada burung beo. Taksonomi burung beo adalah sebagai berikut:

  1. Kingdom: Animalia
  2. Filum: Chordata
  3. Kelas: Aves
  4. Ordo: Passeriformes
  5. Famili: Sturnidae
  6. Genus: Gracula
  7. Spesies: Gracula religiosa

Ribet ya? Memang, tapi ini baru permulaan~

Penjelasannya begini:
Beo termasuk dalam kingdom Animalia, artinya—secara ilmiah—beo adalah makhluk hidup multiseluler yang selnya tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, dan harus mendapatkan makanan dari luar alias memakan makhluk hidup lain. Gampangnya, beo itu adalah hewan, bukan tumbuhan.

Filum Chordata, berarti beo memiliki sistem saraf pusat yang berada di sepanjang tulang belakangnya. Pernah memegang beo? Benar kan beo punya tulang belakang? Coba kalian tanya sama yang pernah pegang.

Kelas Aves, berarti beo adalah seekor burung. Seperti apa ciri-ciri burung? Kalian bisa lihat lebih lengkap di bagian pengantar burung.

Famili Sturnidae, berarti beo memiliki kesamaan dengan jalak biasa atau jalak bali karena mereka semua satu famili. Kesamaan di sini bukan berarti sama persis bentuk dan rupanya, namun ada ciri-ciri yang mereka semua punya, misal semua jalak itu paruhnya ramping dan panjang. Betul, kan?

Nah, bagian genus dan spesies ini sangatlah bervariasi patokannya dan memiliki peraturan tersendiri. Terkadang satu makhluk hidup yang tidak memiliki satu kesamaan pun dengan kerabatnya dalam satu famili dikelompokkan dalam satu genus sendiri. Terkesan seperti diasingkan, memang. Tapi kita orang biologi punya istilah sendiri untuk kondisi itu yang bertujuan membesarkan hati si makhluk hidup: unik. Peraturan untuk genus dan spesies adalah tulisan harus miring atau format italic, tapi untuk tulisan tangan cukup diberi garis bawah pada namanya. Kira-kira maksudnya begini: Gracula religiosa atau Gracula.

Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus menggunakan sistem binomial nomenclature.

Gambar 2.  Systema Naturae yang ditulis Carolus Linnaeus menggunakan sistem binomial nomenclature (sumber: wikipedia.org).

Satu hal lagi, kunci dari sistem taksonomi adalah arti. Setiap nama ilmiah makhluk hidup yang ada bertujuan untuk mengetahui bentuk dan rupa atau ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki makhluk tersebut. Singkatnya, setiap nama ilmiah makhluk hidup itu punya arti, bukan cuma nama latin atau yunani yang tidak jelas juntrungannya. Kita tidak perlu menghafal buta setengah-mati semua nama makhluk hidup yang ada (tunggu, mungkin itu perlu), tapi kita harus tahu arti dari nama tersebut untuk tahu ciri-ciri khusus makhluk hidup yang dimaksud. Mungkin anak kalimat kedua di atas artinya sama dengan anak kalimat pertama, tapi konsepnya begini: tahu nama, tahu arti, maka tahu wujud. Jangankan nama ilmiah, setiap istilah di buku teks biologi itu memang ada artinya. Kalian tahu susu Anl*ne dengan promosinya yang bisa menurunkan resiko osteoporosis kalau diminum sejak dini? Apa itu osteoporosis? Beberapa dari kalian pasti tahu kalau itu penyakit tulang keropos. Kalau yang tidak tahu? Sebenarnya, kalau kalian tahu artinya osteoporosis, maka kalian akan tahu penyakit seperti apa itu. Osteoporosis berasal dari dua kata berbahasa yunani; ostoun artinya tulang dan poros artinya pori (rongga). Nah, berarti kira-kira artinya ‘tulang berpori’ atau ‘tulang pori’, kan? Kalau tulang yang mestinya padat malah punya pori, makanya bisa keropos dan mudah patah. Kira-kira seperti itu gambarannya.

Leave a comment